Kesaksian Ipda Triyanu Dalam Peristiwa Kanjuruhan Malang

Ipda Triyanu Saat mengikuti proses pemakaman anggota yang gugur dalam peristiwa Kanjuruhan
TRENGGALEK NEWS - Kericuhan mencekam di Stadion Kanjuruhan Malang dalam laga sepak bola Persebaya melawan Arema menelan ratusan korban jiwa. Hingga peristiwa itu menjadi sorotan dunia.
Sekitar 25 personil dari Polres Trenggalek turut di terjunkan dalam pengamanan laga sepak bola tersebut. Namun tidak disangka keadaan berubah menjadi mencekam.
Ipda Triyanu Prasetya adalah salah satu anggota yang ditugaskan di stadion Kanjuruhan Malang dan menjadi saksi atas peristiwa itu.
Dia menceritakan pada awak media, saat babak ke 1 berlangsung semua terlihat aman dan kondusif.
"Babak ke satu pertandingan Arema dan Persebaya suasana begitu kondusif, anggota kami sempat bergurau dengan para suporter. Canda tawa menghiasi jalannya pertandingan" kata Triyanu. Senin (03/10/2022)
Namun hingga babak ke dua, Persebaya berhasil mencetak gol dan skor menjadi 2-3, Arema 2 Persebaya 3 keadaan dan suasana sedikit tegang.
"Disaat Wasit meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, selang beberapa menit ada suporter yang lari ke lapangan dan disusul dengan suporter yang lain. Kami yang berada di tribun sempat melihat keributan antara petugas dan suporter di lapangan, semakin lama keadaan semakin mencekam" ujar Triyanu.
Dia menjelaskan, saat ratusan suporter memasuki lapangan, terdengar tembakan gas air mata. Awalnya tembakan itu hanya dilapangan.
"Kami langsung koordinasi dengan anggota yang lain untuk lebih waspada dan siaga. Namun tak lama kemudian saya melihat puluhan mungkin bahkan ratusan kali tembakan gas air mata itu mengarah ke tribun tempat kami bertugas. Saat itulah suporter mulai panik dan berhamburan mencari tempat yang aman, namun pintu dari tribun keadaan terkunci" keluhnya.
Suasana itu ternyata semakin lama semakin brutal, hingga suporter tidak terkendali. Kepulan asap gas air mata sebabkan sesak nafas dan membuat perih mata.
"Kami yang bertugas di serbu oleh ribuan suporter, kami yang hanya 25 anggota saat itu merasa pasrah dengan keadaan yang mencekam, anggota kami ada yang di tendang hingga jatuh ke bawah. Saya sendiri pun sempat di tendang sampai terjatuh. Nafas kami sesak dan mata kami perih, jarak pandang mungkin hanya 1 meter. Anggota kami banyak yang mengalami luka - luka"
Lanjut Ipda Triyanu, 25 anggotanya saat itu sempat berhamburan dan hilang kontak. Namun sebagai petugas Triyanu tetap berusaha mongkoordinir anggotanya meski keadaan mencekam.
"Kami hilang kontak karena keadaan begitu genting. Tangan kami bergandengan satu sama lain karena jarak pandang yang hanya satu meter. Saat itu kami berupaya sekuat tenaga melindungi diri dari serangan para suporter"
Sekitar satu jam, Ipda Triyanu akhirnya bisa mengumpulkan anggotanya. Namun dia kehilangan satu anggotanya yang gugur dalam peristiwa itu.
"Melihat anggota kami banyak yang luka - luka, kami pun mencari pertolongan dari petugas yang lain, saat itu saya banyak berdoa semoga tidak terjadi apa pada anggota kami, namun Tuhan berkehendak lain. Kami kehilangan satu anggota kami yang gugur dalam tugas pengamanan" ucap Triyanu. (len)
Editor :Lendra Maradona